Nanggroe Syariat Islam, Kok Masih Ada Korupsi ?

Mukhlis Munir saat menyampaikan kata sambutan dakwah peringatan hari Anti Korupsi sedunia. Jarjani Putra Bireuen_Provinsi Aceh yang...

Mukhlis Munir saat menyampaikan kata sambutan dakwah peringatan hari Anti Korupsi sedunia. Jarjani Putra Bireuen_Provinsi Aceh yang katanya bumi Syari’at Islam dengan label serambi mekkah tetapi korupsi masih sering terjadi. “saya heran, Aceh yang katanya Nanggroe Syari’at Islam tetapi kok masih banyak korupsinya. Sehingga perlu diadakannya dakwah-dakwah anti korupsi.” Hal ini diutarakan oleh Mukhlis Munir, ST saat memberikan sambutan pada acara dakwah anti korupsi di halaman pendopo Bupati Bireuen, Sabtu (14/12/2013) Mukhlis juga mengatakan korupsi di Nanggroe Syari’at sudah sangat parah. Korupsi tidak hanya terjadi di tingkat pemerintahan, lembaga pendidikan umum, tetapi sudah masuk ke tataran lembaga agama seperti dayah. “Korupsi di Nanggroe Syari’at sudah sangat parah, korupsinya terjadi tidak hanya ditingkat pemerintah, lembaga pendidikan yang umum bahkan sudah masuk ke lembaga agama seperti dayah." Tandas Mukhlis. Tgk Abdul Wahed selaku mubaligh pada Dakwah Anti Korupsi dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Se-Dunia juga mengatakan kondisi saat ini, banyak manusia yang ribut karena permasalahannya adalah uang. “Gara-gara uang manusia rela memutuskan tali silaturrahmi dengan sesama saudaranya.” Kata Tgk Wahed panggilan akrabnya. Sementara itu, rilis yang pernah dibuat oleh Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) tahun 2011 menempatkan Aceh selaku Nanggroe Syari’at Islam sebagai provinsi terkorup nomor 2 di Indonesia dengan jumlah korupsi mencapai Rp 669 Miliar.