Oleh : Eka Rinika SOBAT Ingatkah siang-siang sebelumnya begitu membludaknya massa Memikul bendera atas nama partai Lalu bersorak sora...
Oleh : Eka Rinika
SOBATIngatkah siang-siang sebelumnya begitu membludaknya massa
Memikul bendera atas nama partai
Lalu bersorak sorai mendukung pasangan yang mengharap kursi kedudukan
Mereka bak tunggangan para elit politik yang rakus akan darah rakyat
Mereka berduyun-duyun dengan semangatnya menjejaki sudut negeri
Dengan rupiah kecil bertuahlah dalam bicara
Ah, padahal tak cukup pun untuk menghilangkan haus
Seraya dengan cita akan negeri damai dan sejahtera hanya gambaran saat berjanji
SOBAT
Dia yang saat ini berhasil berkat dukunganmu
Hanya senang berjanji tak senang menepati
Katanya sedikit lupa karena kita sudah tak lagi ada
Baginya kepentingan kelompok lebih penting ketimbang
Meratakan seluruh kepala keluarga dengan sekantong beras
Itulah realita yang sadis
SOBAT
Jangan heran! Bila suatu masa akan datang pencekal baru yang senang buat sensasi
Ialah ia yang tak lagi etis dalam berpikir dan bertindak
Bukan kesehatan dan kemakmuran rakyat yang jadi prioritas
Namun mempertahankan prinsip dan wibawa kenegaraan yang ingin dicapainya
Mengurusi hal yang tidak penting lantas menimbulkan konflik sejuta umat
Itulah pilihan mereka
Kita hanya bisa berkata
SABAR
*Penulis adalah aktivis GaSAK Bireuen, Anggota LPMSA Universitas Almuslim