Oleh Eka Rinika Kepada siapa pun ku narasikan Koruptor seharusnya dibakar hidup-hidup Dia tak layak bercengkrama dengan kami Goresan ...
Kepada siapa pun ku narasikan
Koruptor seharusnya dibakar hidup-hidup
Dia tak layak bercengkrama dengan kami
Goresan kepura-puraan sangat tampak di wajahnya
Panti asuhan hanya label menyembunyikan kejahatannya
Hibah darinya disiarkan ke penjuru negeri
Padahal harta miliknya kepunyaan masyarakat yang hidup di lingkup sepi
Musim kemarau semakin panas berkeringat
Koruptor dikipas oleh para dayang-dayang
Kering kerongkongan bayi-bayi yang baru beberapa bulan berada pada alam nyata
Tak ada asupan gizi yang cukup untuknya
Karena ibu dan ayahnya kurang mampu memberinya makanan yang layak
Seharusnya syair kecil tentang ratapan tak lagi ku dengar
Dan aku ingin lihat canda tawa saudara-saudaraku
Duhai Koruptor, tataplah kami
Adakah wajah-wajah keceriaan melukis pelupuk mata ini?
Yang ku dapat hanya derai air mata pada setiap peluh
Masih suci hati kami, masih lugu jiwa kami, senantiasa sujud dalam ibadah
Gerimis tak pernah lagi biarkan kesejukannya menyentuh rongga keikhlasan
Koruptor dosamu tak bisa dihitung telah berdebu
Kepada siapa pun ku narasikan
Koruptor pantas mati seperti babi
Aku tak kan pernah puas mencibirimu
Penulis adalah aktivis GaSAK Bireuen dan Anggota LPMSA Universitas Almuslim