Oleh : Jarjani Putra Hujan masih saja engkau mengguyur Membasahi setiap jengkal tanah Masih saja larut melantunkan irama desingan gerim...
Hujan masih saja engkau mengguyur
Membasahi setiap jengkal tanah
Masih saja larut melantunkan irama desingan gerimismu
Kodok, masih saja engkau ribut
Koruptor, masih saja engkau menebarkan senyumanmu
Manis sekali
Seolah kau tak berdosa
Masih saja kau lepaskan komentarmu yang tak senonoh
Di depan awak media
Anas urbaningrum
Kau juga tak pantas berbicara di depan awak media
Dengan komentarmu yang labil
Kau lontarkan kata-katamu
“Saya siap digantung di monas jika saya pernah makan uang Rp 1 dari hambalang”
Hujan, seharusnya kau guyur mereka
Kau guyur koruptor laknat itu
Tak pantas
Memegang amanah rakyat
Kodok, kau sorak mereka setiap hujan mengguyur membasahi tanah ini
Tak ada amanat yang mereka tepati untuk rakyat
Lugas, lungu, logis jualan mereka
Wahai om kodok
Tak ada pesan dariku untuk mereka
Hanya ada satu pertanyaan
Wahai om kodok
Layakkah mereka dimakamkan pada makam khusus para koruptor dengan nama makam para koruptor
Penulis adalah siswa Serak Bireuen dan Mahasiswa Universitas Al Muslim