Oleh Eka Rinika Kusebut namamu, Koruptor Pemakan darah rakyat, tanpa belas kasih Pewaris tahta kekayaan melimpah Dari hasil menjaja r...
Kusebut namamu, Koruptor
Pemakan darah rakyat, tanpa belas kasih
Pewaris tahta kekayaan melimpah
Dari hasil menjaja rejeki pinggiran
Haram dan api membakar tubuhmu
Koruptor! Koruptor! Kapan rinduku membuncah
Mendekap dalam hilir tak pernah padam
Rindu denganmu ingin kau bertemu bala
Rindu denganmu ingin kau meregang nyawa
Kusebut namamu, Koruptor
Koruptor kerja tak kenal siang maupun malam
Mengembara menjelajahi setiap sudut ratapan kecil
Pemberi gulita pada kehidupan-kehidupan baru
Wahai, koruptor manusia tersesat
Tidakkah cinta dan perasaan tega itu masih menggelayut dihatimu?
Miris sekali pemandangan kampung setelah kau telan hak-hak kami
Koruptor! Koruptor! O pemahat sejati
Memahat rumah-rumah pinggiran
Lukisan kebohongan, berdiri dengan hentakan senyuman kepura-puraan
Tak ada kehidupan yang abadi
Dan Koruptor menyimpan wanita-wanita cantik di beberapa kota
Menutupi persoalan pribadi secara rapi
Koruptor sebutanmu, Koruptor
Selalu mencari cara agar kami semakin terpuruk
Ku aminkan dalam setiap doa dengan sungguh
Ku mohon pada Allah kerak nerakalah tempatmu jua
Penulis adalah aktivis GaSAK Bireuen dan Anggota LPMSA Universitas Almuslim