Oleh : M. Adami Korupsi di indonesia benar-benar telah menjadi penyakit yang amat kronis, tidak hanya menyerang para petinggi negara,...
Korupsi di indonesia benar-benar telah menjadi penyakit yang amat kronis, tidak hanya menyerang para petinggi negara, (para pengambil kebijakan), maupun penegak hukum, tapi juga sudah menjalar kelapisan terbawah pegawai-pegawai di birokrasi pemerintahan, namun bukan hanya di instansi pemerintahan saja telah terjadi korupsi. Bahkan di institusi pendidikan dimana seharusnya tempat generasi-generasi muda menuntut ilmu, yang notabane nya mereka akan menjadi para pewaris pemangku kekuasaan di masa mendatang, juga tidak luput dari tindak tanduk korupsi. Jenis korupsi yang terjadi di instasi ini memang beragam tergantung di posisi apa dia berada, misal di tingkat kepala sekolah, korupsi yang sering terjadi adalah penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan alat, baik itu dari segi jumlah yang tidak sesuai (manipulasi) atau ada juga yang me mark up harga barang yang lebih tinggi dari harga pasaran dengan tujuan tidak lain, yaitu ingin memperkaya diri.
Sedangkan pada tingkat sang pengajar ( guru ) yang seharusnya menjadi panutan bagi murid-murid nya juga tak luput dari perilaku keji ini, hal yang sering dilakukan oleh sang guru biasanya korupsi waktu, dimana ia sering terlabat dan tidak masuk mengajar serta ada juga yang menerima sogokan untuk menaikan kelas, padahal jika kita melihat pada tingkat pendapatan yang diperoleh nya, sudah cukup lumayan tinggi, dimana mereka juga memperoleh berbagai pemasukan tambahan, misal dana sertifikasi, yang diharapkan dapat mensejahterakan dan dapat meningkatkan kinerja sang guru. Namun hal ini justru malah mengubah watak sang pahlawan tanpa tanda jasa ini, dimana watak mereka seakan berubah dari yang awalnya ingin mengabdikan diri guna mencerdaskan generasi penerus bangsa, kini telah ternodai oleh ulah beberapa oknum guru yang kini menjadi materialistis dan ingin menghimpun kekayaan melalui jalan-jalan yang haram (korupsi).
Kata bijak ini ini memang cukup tepat disematkan untuk peristiwa ini (bagaimana pun bentuk wadahnya, air akan selalu mengikutinya) ya... ini memang benar korupsi bukan hanya menjalar kepada sang pengajar tapi juga sudah merambah kepada generasi-generasi penerus bangsa, baik sadar atau tidak, baik sengaja atau tidak, inilah bibit korupsi yang telah tersemai di generasi penerus bangsa. Khususnya bagi kaum pelajar yang berada dalam organisasi baik osis dan sebagainya, dimana tindakan korupsi yang lazim terjadi diantaranya, Mereka melakukan mark up terhadap harga, baik itu dari segi pengadaan barang maupun jasa saat para generasi penerus ini melakukan sebuah event di instansi pendidikanya, mereka juga melakukan tindak (peluang korupsi) terorganisir, dimana seharusnya sebagai lembaga yang sumber dananya berasal dari luar, mereka harus mampu mempublish tentang penggunaan dana tersebut secara transparan.
Namun apa yang terjadi? ada di antara generasi muda kita yang menutupi itu semua, mereka beranggapan data dana yang digunakan merupakan rahasia rumah tangga organisasi, ironis memang dengan asumsi seperti itu, mengingat ini merupakan wadah awal bagi mereka untuk berorganisasi, tentu jika paradigma tentang data penggunaan anggaran merupakan rahasia organisasi ini tidak segera di ubah, bisa di pastikan para generasi penerus yang diharapkan jadi penurus bangsa ini, malah menjadi para penerus koruptor.
Dari fenomena tersebut siapa yang harus disalahkan, pemerintah kah? Mereka juga korupsi... para guru kah? Mereka juga korupsi.... penegak hukum kah? Mereka juga korupsi.. jadi siapa yang harus disalahkan? Maka jawabanya semua. Semua.. bersalah... maka dari itu dibutuhkan sebuah pendidikan moral bagi bangsa ini, perlu adanya peran dari berbagai instansi pemerintah maupun kelompok dan individu yang sadar akan bahaya korupsi, agar bangsa ini tidak terus terjerumus dalam lubang kenistaan. Tapi bagaimana cara nya? Apa yang harus dilakukan? Sebenarnya mudah asalkan ada peran aktif dan saling berkesinambungan dalam memberantas korupsi hal ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Tingkatkan iman dan ketaqwaan kepada sang pencipta, sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang baik moral dan akhlaknya.
- Tingkatkan peran keluarga, hal ini sangat penting karna keluarga lah garda terdepan dalam membentuk individu-individu bebas korupsi
- Terapkan kurikulum anti korupsi di berbagai instasi pendidikan, guna mengenalkan pada generasi penerus apa itu korupsi, bahaya korupsi bagi masa depan bangsa.
- Berlakukan sanksi sosial terhadap koruptor, sehingga mereka terkucilkan dengan tindakan keji tersebut, sehingga mempengaruhi psikologis orang lain untuk menghindari korupsi
- Terapkan hukum yang berat terhadap koruptor sehingga menimbulkan efek jera.
Semoga dengan langkah tersebut dapat memperbaiki moral bangsa ini dan tetntunya tujuan memberantas korupsi juga bisa tercapai.
*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Al Muslim dan pengurus SeRAK Bireuen
.jpg)
