Masihkah tergantung harapan itu di teras rumah kita Berharap mentari menyinarinya kemudian datangiku Bisikkan cerita kebangkitan cahaya ...
Berharap mentari menyinarinya kemudian datangiku
Bisikkan cerita kebangkitan cahaya terang dan musnahnya kegelapan
Tak sanggup ku dengar jeritan yang membahana
Memecahkan keheningan di setiap sudut kefanaan
Akar rumput di balik bukit terjajah mengadu
Menyimpan pilu dan bergulat dalam nestapa
Ulah kalangan elit menumpuk kekayaan
Krisis moral semakin sulit terkendali
Bahkan Agamaku mengancamnya
Haruskah aku bertanya, dimana jarum hukum di Negeri ini?
Sudahkah dia patah?
Sedang tikus-tikus dalam karung berasku terus beranak-pinak
Tak ada lahan untukku membumihijaukan Negeri ini
Hanya merasakan irisan tajam zaman yang menghujam
Kelaparan yang mencekik!
Kau janjikan hidupku berwarna.
kau tawar penghapus garis hitam yang terbelenggu.
Tapi kemudian buyar
Mengapa masih ada pungutan liar yang harus dibayar?
Masih ada spiderman kecil menggantungkan impian di ujung jurang kematian
Aku hanya berdialog dengan kebisuan!!!
Namun ku yakin…
Jika pagi buta kelak menghampiri
Meyakinkan kita bahwa mentari selalu ada
Untuk setiap malam gulita yang panjang
Pasti telah menyimpan nyala terang di ujungnya.
Oleh : Suhaina
Siswa Sekolah Serak/ Mahasiswa Unimus