post-feature-image
HomeBudaya

Jeritan Jelata

Sang surya telah berkuasa penuh, bertahtakan sinar yang menyengat. Menciptakan butiran keringat dan bikin gerah. Sesekali angin berusaha me...

Doa Dalam Asa
Sajak Badut
Dalam Doa Ketegaran
Sang surya telah berkuasa penuh, bertahtakan sinar yang menyengat. Menciptakan butiran keringat dan bikin gerah. Sesekali angin berusaha menyusup dari ranting dan dedaunan untuk menguak kesucian alam. Menerbangkan debu pekat, ketika beberapa kendaraan roda empat melaju cepat. dan bau amis menyengat rongga hidung. Menyebarkan kebusukan kesegala penjuru. Sedang Burhan berusaha mencari asal muasal bau yang menyengat itu.

“Ah, rupanya kau yang mati.” Gerutu Buhan kaget ketika menemukan tikus got yang mati karena diracuni. Malang benar nasib mu. Siapa suruh kau menjadi hama, merusak tanaman padi, menggerogoti lumbung penyimpanan padi. Menjadikan petani rugi besar. Kawanan mu memang sangat meresahkan. Kau lebih pantas untuk mati. Gumam Burhan.

Sekilas mata memandang, pandangan liar Burhan tertuju pada sebuah tumpukan koran bekas yang ada di seberang jalan. Tergeletak begitu saja disamping tong sampah di halaman belakang salah satu rumah mewah itu. Pintu pagar belakang nya pun terbuka lebar, seolah melambaikan tangannya kearah Burhan. Guratan senyuman lebar menghiasi wajah kusamnya, “akhirnya aku dapat uang juga. Walaupun tidak seberapa. Pasti Salimah senang kalau kepulanganku bukan dengan tangan kosong lagi.” Gumam Burhan. ia pun langsung menuju ketempat itu. mengumpulkan Koran, dan kemudian mengikatnya dengan tali yang ada didalam tong sampah. “Aku bisa membeli beras sekilo dengan menjual Koran ini.” pikirnya.

Naas. Ketika Burhan keluar dari perkarangan belakang rumah itu dengan hati gembira, ia malah dikejutkan dengan kehadiran pemilik rumah yang kemudian langsung menyiraminya dengan amarah. Permasalahan yang akhirnya berujung pada perngadilan itu tak pernah terlintas dibenak Burhan.
“Pak, saya hanya mengumpulkan koran bekas di belakang rumah mewah itu. saya kira mereka tidak memerlukannya lagi. Letak korannya saja sudah berserakan. Bahkan beberapa diantaranya telah kotor dan sobek. Mengapa saya harus dipenjara? Saya belum sempat menjualnya pak. Kalau pun saya jual, mungkin Cuma tiga belas ribu rupiah pak.” Keluh Burhan kepada pengacara yang ditunjukkan oleh pengadilan untuknya.

Burhan tersentak, kaget. Vonis hakim yang menghakiminya sangat tidak adil. Dinginnya ruangan pengadilan itu malah mengeluarkan keringat dingin disekujur tubuhnya. darah yang mengalir seakan membeku. Detak jantung pun tak terkendali. Hingga hembusan nafasnya tak beraturan. Bulir – bulir air mata keluar dari sudut tempatnya dan mengalir membasahi wajahnya. Dipalingkan wajahnya kearah pengacara yang menangani kasusnya. Tapi malah diacuhkan, seolah sang pengacara sibuk mencari sesuatu diantara tumpukan kertas dimejanya. Keputusan telah ditetapkan. Burhan divonis 5 tahun penjara karena terbukti mencuri.

Ketika keluar dari ruangan itu, Burhan tak kuasa menatap istrinya yang menangis tersedu-sedu. Ratapan Salimah telah melukai hatinya. Terasa menusuk sampai kesanubari terdalamnya. Jeritan Salimah yang sedang mengandung delapan bulan itu melengking dan memecahkan keheningan ruangan itu. dihadapan istrinya, Burhan berusaha tabah menerima ujian atas diri dan keluarga kecilnya. Dengan langkah gontai, seakan jiwanya terpisahkan dari tubuh. Semilir angin yang menerpa wajahnya merasakan kesedihan dan kepedihan yang mendalam.

“ruangan apa itu?” Tanya Burhan kepada petugas yang membawanya. Pintu ruangan itu seperti sengaja tidak ditutup dengan rapat. Sehingga Burhan dengan mudahnya dapat mengintip apa yang terjadi didalamnya. Terlihat seseorang yang sama seperti dalam situasi nya tadi. Duduk seorang diri di tengah ruangan dan terpisah dari yang lain. Dipenuhi dengan wartawan dan sangat banyak orang yang menghadiri ruangan itu. “ pasti orang penting .” gumamnya.

“ itu ruangan untuk persidangan para koruptor bung. Lihat saja si hakim sangat berhati-hati ketika membaca keputusannya.”

“mengapa ketika saya yang diadili, tidak ada seorang pun wartawan yang meliput?” Tanya polos Burhan.
“heuh… masalah kau itu kelas kampungan. Bergegaslah bung, kau akan ku bawa dimana kau akan lebih mengenali dunia baru mu.”

“bukankah saya warga negara yang seharusnya turut mendapat perlindungan hukum di negeri ini? mengapa harus ada perbedaan antara kaum lemah dengan orang yang berpendidikan. Bukankah mereka juga telah mencuri uang Negara dengan jumlah banyak bang? dimana keadilan itu harus ku cari?” Tanya Burhan. Mereka terdiam sejenak. Petugas itu tidak menjawab pertanyaan Burhan. Senyum sinis penuh amarah mengembang di wajahnya. Toh ia juga tahu jawabannya apa.

“ah, palingan hukumannya dibayar dengan denda. Mendapat remisi, berdalih dia telah berjasa untuk Negara. Ditambah lagi dengan penjara yang seperti istana. Bisa keluar masuk jeruji besi, atau kalau dia menyogok aparat, ya bakalan keluar negeri untuk mencari hiburan. Sedang kami..?” Ucapnya dengan nada kesal. sambil melempar pandangan kearah lain,

“ah, anggap saja mereka sedang cuti kerja !!!.. semua tahu kok bagaimana permaianan hukum di Negara kita.” ujar petugas itu menenangkan Burhan. Mereka melanjutkan langkah yang sempat terhenti itu. Burhan pun menggumam dalam langkah yang akan mengantarkannya kedalam kegelapan. “aku muak melihat skenario negeri ini. disetiap sudut melihat jejal kemunafikan. Aku tersingkir, karena ku tak punya apapun untuk membeli hukum dinegeri ini. ah, rasanya kata keadilan itu sangat menjijikan. Aku terlempar dalam ketidak berdayaan. terampas hak ku untuk memberikan sepenggal harapan untuk Salimah dan bayi kami di kandungannya. Aku bahkan hampir lupa tidak berada disisinya saat dia meraung dalam kenestapaan.”

21 Febuari 2013
Oleh : Suhaina
Siswa Sekolah Serak/ Mahasiswa Unimus

Loading...
Name

Aktivitas Berita Budaya Opini Tokoh Wawancara
false
ltr
item
Sekolah Rakyat Anti Korupsi: Jeritan Jelata
Jeritan Jelata
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8G0durqrRkVH0_xE_F-kkg815t-5hgkWG9ooL7xuPmlaX5XzeCzk7cJ6sLyUosmR9av9LJYRM_lOFDaLk5mjnmn36JUQiMpqtuh_AF9G3aMMjE2qpChSSW-7WeRoVm0QoqtbnVQd9ST4/s1600/66887_455089611237156_1656109900_s.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8G0durqrRkVH0_xE_F-kkg815t-5hgkWG9ooL7xuPmlaX5XzeCzk7cJ6sLyUosmR9av9LJYRM_lOFDaLk5mjnmn36JUQiMpqtuh_AF9G3aMMjE2qpChSSW-7WeRoVm0QoqtbnVQd9ST4/s72-c/66887_455089611237156_1656109900_s.jpg
Sekolah Rakyat Anti Korupsi
http://sekolah-antikorupsi.blogspot.com/2013/04/cerpen-jeritan-jelata.html
http://sekolah-antikorupsi.blogspot.com/
http://sekolah-antikorupsi.blogspot.com/
http://sekolah-antikorupsi.blogspot.com/2013/04/cerpen-jeritan-jelata.html
true
2294096269847252747
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago